Laman

Sabtu, 16 Juni 2012

Melindungi Data Rahasia Hanya Dengan Klik Kanan


Anda memiliki data atau file yang bersifat rahasia dan ingin mengirimkan file tersebut kepada orang lain yang berhak untuk menerima file atau data tersebut, apa yang terjadi apabila file tersebut jatuh ke tangan yang salah wahhh... gawat dong, kayak di film-film nih.

Mungkin cara berikut ini bisa membantu anda dalam mengamankan data atau file-file yang bersifat rahasia, sehingga apabila jatuh ke tangan yang salah anda tidak perlu khawatir, karena file tersebut tidak bisa dibaca ataupun dipergunakan, mari ikuti ulasannya

Pertama anda harus download tool yang digunakan untuk meng enkripsi dan dekripsi data, klik disini untuk mendownload nya.

Setelah anda mendownloadnya copy kan file tersebut ke satu folder, sebagai contoh disini saya meletakkanya di drive D pada folder Yakin, sehingga pathnya akan menjadi seperti ini D:\Yakin\EncDec.exe

Hal diatas perlu untuk diperhatikan karena kita memasukkan opsi tambahan ke dalam context menu, dengan cara memodifikasi registri, copy script dibawah ini

Windows Registry Editor Version 5.00

[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shell]

[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shell\Decrypt]

[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shell\Decrypt\Command]
@="
D:\\Yakin\\EncDec \"/d\" \"%1\""

[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shell\Encrypt]

[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shell\Encrypt\Command]
@="
D:\\Yakin\\EncDec \"/e\" \"%1\""

Buka notepad, klik Edit -> Paste pada notepad, perhatikan pada script yang berwarna pink, anda ganti sesuai dengan folder tempat anda simpan tool EncDec.exe tersebut

Lalu simpanlah dengan nama encdec.reg, pastikan pada saat menyimpannya pada opsi Save as type anda pilih All Files, lalu klik Save

Double klik file encdec.reg yang baru kita buat untuk menjalankan script didalamnya,  coba buka windows explorer dan pilih salah satu file, lalu klik kanan maka pada context menu sudah terdapat opsi tambahan yaitu Encript dan Decript, jika belum muncul coba restart komputer anda

Nah sekarang mari kita coba, disini saya akan mencoba untuk meng-enkripsi sebuah file yang saya anggap rahasia, misalkan nama file tersebut adalah Rahasia.txt didalamnya terdapat kode pin untuk kartu ATM saya, misalkan seperti itu lalu, saya lakukan enkripsi dengan meng klik kanan pada file Rahasia.txt tersebut, dan pilih Encript, coba perhatikan akan tercipta sebuah file baru yang sudah di enkripsi dengan nama RahasiaEn.txt coba anda buka file tersebut, yah benar sekali kita tidak dapat membacanya lagi, nah sekarang anda bisa mengirim file RahasiaEn.txt tersebut kepada orang lain yang memang berhak untuk mengetahui informasi yang ada didalam file tersebut, ingatlah file yang dikirim adalah file hasil enkripsi

Nah sekarang bagaimana caranya agar orang yang berhak akan file tersebut dapat membaca kembali file tersebut ???

Orang yang akan menerimanya juga harus memiliki tool yang sama seperti yang anda miliki dan lakukan langkah yang sama seperti yang kita bahas diatas, lalu si penerima file tinggal meng-klik kanan file RahasiaEn.txt tersebut dan pilih Decript, maka akan tercipta file yang baru dengan nama RahasiaEnDe.txt, dan file tersebut merupakan hasil dekripsi yang sudah bisa dibaca atau di eksekusi

Penggunaan tidak sebatas file text, anda bisa menggunakannya untuk file-file yang lainnya, seperti file gambar, executable, atau pun jenis file yang lainnya

Jika anda menyukai artikel ini, jangan lupa komentar dong :D

4 Tips Trik Menghapus Virus Baru Yang Tidak Terdeteksi Antivirus

Tulisan ini ditujukan untuk membasmi virus-virus baru dan virus Indo yang tidak terdeteksi oleh antivirus yang dipakai pada komputer. Dan juga buat yang bete kalau harus scan komputer cari virus berjam-jam padahal dengan cara ini paling 10 menit beres. Semoga bisa berguna dan bermanfaat.

Bagi netter yang komputernya suka terkena virus, mungkin panduan berikut di bawah ini bisa berguna. Secara teori cara ini bisa membunuh 90% yang beredar, hanya virus macro (word, excel) dan virus yang merusak file (extension EXE) yang susah dibersihkan dengan cara ini, walau bisa dicegah penularannya.

Membasmi Virus Dengan Command Windows

Bila netter merasakan komputer terkena virus, trojan dan spyware (dalam hal ini kita kategorikan semuanya sebagai virus aja), yang biasanya dengan indikasi ada tampilan yang tidak biasanya pada desktop, program yang digunakan dan browser. Sebaiknya langsung menempuh langkah berikut ini:

1. Tahap Pertama, Matikan Virus di Memori

Tekan Ctrl + Alt + Del untuk menampilan Windows Task Manager - Lalu ke bagian "Processes", terus klik bagian "User Name" untuk mengurutkan file yang diproses pada memori. Setelah itu, lihat ada bagian yang mencurigakan atau tidak. Bila banyak yang di-loading pada memori, sebaiknya dimatikan dahulu startup yang otomatis ter-loading pada bagian bawah kanan (ikon speaker dan jam). Matikan semua ikon-ikon tersebut dengan cara "quit" atau "exit" dari programnya.

Loading virus ke memori biasanya berupa EXE file. Langkah ini untuk mencegah virus untuk menyebar terlebih dahulu lewat memori kita. Matikan semua file EXE yang loading di memori kita yang sudah kita urutkan sebelumnya berdasarkan "User Name". Jangan mematikan file yang kategori "System", "Local Service", dan "Network Service", karena bisa membuat sistem kita Hang atau Freeze.

2. Tahap Kedua, Non-aktifkan Virus di Startup

Untuk menon-aktifkan virus supaya tidak terloading ke memori, kita harus membuangnya di startup. Caranya kita bisa menggunakan perintah MSCONFIG, klik menu Start>Run>msconfig - setelah itu akan tampil "System Configuration Utility". Lalu pilihlah "Startup", dalam kasus ini sebaiknya netter yang tidak mengerti mana yang loading virus mana yang bukan, sebaiknya pilih "Disable All". Nantinya netter baru aktifkan kembali startup yang diinginkan kalau virus sudah bersih.

Bila netter yang mengerti file yang loading mana file yang diperlukan, dan mana yang tidak, atau mana yang virus atau bukan, sebaiknya menbuang conteng (check box) pada kotak bagian kiri untuk yang dicurigai sebagai virus. Cara ini akan menonaktifkan virus di startup kita.

3. Tahap Ketiga, Hapus File Virus dari Komputer

Carilah dengan menggunakan fasilitas "search" pada WIndows, klik menu Start>Search, lalu carilah file EXE virus (contoh: Happy.exe) yang sebelumnya loading di memori atau startup. File ini biasanya disimpan oleh pembuatnya di bagian folder Windows atau System32 dari WIndows. Setelah ditemukan, delete atau hapus file tersebut.

4. Tahap Keempat, Hapus Virus dari System Registry

Tahap ini adalah tahap terakhir. Kita harus menggunakan perintah REGEDIT untuk mengubah dan men-delete virus dari registry kita. Pilihlah Start>Run>regedit - lalu ke menu "Edit" pilihlah "Find" (atau tekan Ctrl+F). Masukkan nama file virus yang ingin kita hapus (contoh: Happy.exe), lalu pilih "Find Next". Apabila ditemukan file virus, hapuslah semua registry yang memuat virus tersebut (berikut dengan foldernya kalau ada).

Kemudian lanjutkan dengan menekan tombol "F3" atau di menu pilih "Edit" terus "Find Next". Biasanya file virus diletakkan pada beberapa tempat di registry. Jadi pastikan netter menghapus semuanya sampai bersih, dalam arti registry komputer bebas dari loading virus tersebut. Karena kalau tidak pekerjaan ini akan sia-sia.

Membasmi Virus Dengan Bantuan Program Lain
Ada beberapa tools yang sangat berguna bagi netter untuk mempermudah pembasmian virus, antara lain:
CProcess -
 Tools ini fungsinya seperti "Windows Task Manager" (Ctrl + Alt +Del). Tools ini sangat bagus sekali untuk mengenali mana yang virus atau bukan karena mengandung informasi detil mengenai file yang terloading di memori. Seperti contoh file yang benar (bukan virus) selalu tertulis nama perusahaan pembuatnya (contoh: Windows buatan Microsoft Corp).
Hijack This -
 Tools yang sangat bagus sekali sebagai pengganti command MSCONFIG. Sering kali virus mematikan hak akses kita terhadap MSCONFIG supaya kita tidak bisa menghapus file virus yang ter-loading ketika Startup. Nah program ini berfungsi untuk menggantikan MSCONFIG yang tidak bisa aktif. Selain itu program ini bisa mendeteksi lebih mendetil seperti spyware yang inject di dalam browser kita (BHO), dan bisa menonaktifkannya..
CCleaner -
 Tools yang satu ini selain berguna untuk menggantikan command REGEDIT, juga bisa membersihkan virus di registry secara otomatis. Selain itu CCleaner juga bisa mempercepat akses Windows kamu dengan membersihkan semua sampah-sampah di dalam registry kamu.
PCMAV -
 Program antivirus buatan PC Media ini terbukti sangat ampuh untuk menghapus virus-virus Indo yang kadang-kadang suka rese.
AVG 8 Free Edition -
 Program antivirus gratis yang sangat powerful untuk mengatasi virus dari luar negeri.
Software ini Process Explorer... sama seperti CProcess.
 Tiap proses diberi warna tertentu supaya mudah dalam mendeteksi dan membedakan antar proses. Tidak perlu diinstall, bisa langsung jalan.

Jumat, 15 Juni 2012

CENDEKIA

Seharusnya :
1. Imtaq
Menyadari bahwa kemampuan yang ada dalam dirinya semata-mata karena karunia dan amanah dari  Allah SWT untuk selalu dikembangkan dan diamalkan untuk kemaslakhatan semua umat.
2. Informatif
Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin melalui media cetak, elektronik, perpustkaan dan  pertemuan ilmiah lainnya berkaitan dengan profesi. Agar mampu menyumbangkan lahirnya generasi yyang paripurna.
3. Komunikatif
Mampu berkomunikasi secara leluasa dalam suasana yang demokratis, berwibawa yang satria, dicintai dan disegani, bukan wibawa raksasa, ditakuti dan dibenci.
4. Progresif
Berorientasi pada kehidupan yang akan datang. Masa depan adalah tujuan, masa lampau merupakan referensi dan hari ini selangkah lebih maju.
5. Kritis
Memandang sesuatu secara kritis, tidak diikuti secara Taqlid dengan membabi buta. Dengan mata diterjemahkan dengan hati dengan mengacu pada kebenaran-kebenaran universal.
6. Rasional
Pandangan dan tindakannya senantiasa terkontrol secara rasional.
7. Teknologis
Menyadari pentingnya menggunakan teknologi dalam melaksanakan tugas dan profesinya berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas baik tempat,  waktu dan ruang.


Rabu, 10 Agustus 2011

Arti Kode Pada Label Buah ...!


Jeruk. Kenal, bukan? Bagaimana dengan apel? Buah-buahan lainnya? Anda pasti telah merasakan segarnya buah-buah ini, apalagi pada bulan-bulan puasa seperti ini. Buah-buah inilah yang paling banyak diburu pembeli !
 Tapi tahukah anda arti kode bilangan yang tertera pada buah-buahan tersebut? Misalnya, 4139 pada apel hijau (Granny Smith), 4454 pada jeruk (Tangerines/mandarins, Kinnow), dan 4131 pada apel FUJI. Buah berkode tersebut dapat saudara temui di gerai buah mulai dari gerai pinggir jalan hingga gerai buah di supermarket.
Kode bilangan ini bukan sekedar kumpulan angka yang tidak berarti. Bahkan suatu berarti peringatan. Supaya anda tidak terlalu repot mengingatnya, perhatikan angka pertamanya saja. Berikut contohnya:

3017: Pears), konvensional, tidak organik
4454: Jeruk, konvensional, tidak organik
84032: Melon, Semangka: konvensional, tidak organic, dan modifikasi genetis
84011: Pisang, konvensional, tidak organic, dan modifikasi genetis
94011: Pisang, organik 
93308: Melon, Semangka, organik

Label pada buah tersebut pada dasarnya terdi atas 4 atau 5 angka. 
Empat angka: konvensional, tidak organic
Lima angka dimulai angka 8: konvensional, tidak organic, dan modifikasi genetis
Lima angka dimulai angka 9: Organik

Konventional artinya ditanam dengan pupuk berbasis petroleum dan pestisida.
Modifikasi jenetis artinya telah direkayasa, bukan alamiah lagi, ya semacam buah frankeinstein.

Buah tersebut merupakan buah impor. Tetapi tidak semua buah impor ada labelnya. Apalagi buah lokal.
Berdasarkan label tersebut dapat disimpulkan buah berlabel 5 angka dengan 9 didepan adalah buah paling sehat.
Hindari yang berlabel 5 angka dengan 8 diawal. Frankenstein! 4 Angka? Penuh racun.

Salam !!

Selasa, 19 Juli 2011

Kiat Mudah Menyusun Karya Tulis Guru

        Pengembangan SDM yang sangat mendasar tidak terlepas dari pengelolaan pendidikan sebagai suatu sistem. Komponen strategis dalam sistem pendidikan adalah tenaga kependidikan khususnya guru. Setiap usaha untuk meningkatkan hasil pendidikan akan sangat berarti apabila melibatkan guru; karena guru merupakan kunci dan berada pada titik sentral dari setiap reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan kualitatif. Mengingat peran guru yang strategik dalam menentukan kualitas pendidikan maka diperlukan syarat-syarat kepribadian dan  kemampuan profesional dengan berbagai kapasitas sebagai pendidik. Menurut Ace Suryadi guru yang berkualitas paling tidak memiliki empat kriteria utama yaitu : 1) kemampuan profesional (professional capasity), 2) upaya profesional (professional effort), 3) waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (time devotion),dan 4) imbalan atas hasil kerjanya (Professional rent).
Setiap usaha peningkatan kualitas pendidikan akan berarti apabila melibatkan guru. Karena dalam sistem pendidikan, guru merupakan kunci dan berada pada titik sentral dari setiap reformasi pendidikan. Mengingat peran guru yang strategik maka perlu mengembangkan profesinya berdasarkan standar nasional pendidikan. Guru yang profesional akan mampu menciptakan iklim belajar yang efektif di sekolah. Ciri ciri sekolah yang efektif menurut Sackney adalah : (1) Adanya visi dan misi yang dipahami bersama oleh komunitas sekolah, (2) Iklim belajar yang kondusif di sekolah, (3) Adanya penekanan terhadap proses belajar mengajar.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ditekankan pada keterlaksanaan  kurikulum dan kegiatan  instruksional. Untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran diupayakan dengan mengembangkan profesionalisme guru baik yang terkait dengan kemampuan akademik maupun kesejawatan (kolegalitas) Kegiatan  belajar mengajar  adalah upaya untuk mencapai tujuan  yang  merupakan harapan dari komunitas sekolah. Pemantauan perlu dilakukan berulang-ulang untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan memantau ketercapaian tujuan yang ditetapkan sekolah
Sedangkan guru yang efektif  menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas adalah guru yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar dikelas, (2) Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, (3) Memiliki kemampuan terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan  (reinforcement), dan (4) Memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri
Kemampuan guru yang terkait dengan upaya menciptakan iklim belajar yang kondusif dikelas antara lain : kemampuan interpersonal khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati dan  penghargaan kepada siswa,  hubungan baik dengan siswa, kemampuan menerima dan memperhatikan siswa dengan tulus, menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar,  kemampuan  menciptakan  atmosfir  untuk  tumbuhnya  kerjasama  dan kohesivitas dalam dan antar kelompok siswa, kemampuan melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran. kemampuan mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi, dan kemampuan meminimalkan friksi-friksi yang mungkin terjadi di kelas.
 Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran antara lain : kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki penantian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran; kemampuan bertanya atau memberikan tugas  yang memerlukan tingkat berpikir yang berbeda untuk semua siswa.
Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan  (reinforcement) antara lain : kemampuan memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa, kemampuan memberikan respon yang sifatnya membantu terhadap siswa yang lamban belajar, kemampuan  memberikan  tindak  lanjut  terhadap  jawaban siswa yang kurang memuaskan dan kemampuan memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan.
 Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri antara lain : kemampuan menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, kemampuan memperluas dan menambah pengetahuan tentang metode pengajaran, kemampuan memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode pengajaran yang relevan
Menyimak paparan tentang peran guru dalam proses belajar yang efektif dan  guru yang efektif, dapat dikemukakan bahwa guru ditingkat manapun dalam sistem pendidikan di Indonesia memiliki peran yang penting dan strategis. Oleh karena itu upaya meningkatkan kualitas guru sangat penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan. 

Budaya Menulis dan Meneliti di Kalangan Guru
            Kemampuan guru untuk menuliskan gagasan-gagasannya dalam bentuk tulisan masih sangat rendah. Beberapa hal seperti waktu yang dimiliki sebagian guru merupakan kambing hitam yang kerapkali dijadikan alasan mengapa para guru enggan untuk menulis. Sebagian lain menyatakan bahwa menulis meruapakan bakat sehingga tidak semua orang dapat menulis dengan baik. Padahal sebagai sebuah media, menulis memungkinkan seorang guru untuk menyampaikan gagasannya tentang apa saja, khususnya tentang profesinya selaku pendidik.
            Sebagai bukti bahwa menulis adalah sesuatu yang mudah dan sebenarnya telah dimulai oleh guru sebelumnya adalah kebiasaan untuk mengisi jurnal mengajar setiap hari. Menuliskan aktivitas apa saja yang telah dilakukan selama mengajar, aktivitas siswa selama pembelajaran oleh guru, keadaan sekolah dan siswa merupakan tema sederhana dan mudah untuk dijadikan ide awal dalam guru menulis. Sesuatu yang harus ditanamkan didalam hati adalah bahwa menulis merupakan hal yang mudah.
            Selanjutnya, selain lemah dalam menulis dan beum adanya budaya menulis dikalangan guru, meneliti juga merupakan sesuatu yang belum menjadi budaya dikalangan guru. Meneliti sering hanya diasumsikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Padahal sebagai tanggungjawab profesi yang dimilikinya maka seorang guru mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya, mengasah atau bahkan menambahnya melalui kegiatan penelitian. Topik penelitian yang memungkinkan seorang guru untuk diangkat adalah tentang apa yang dia lakukan di kelas, permasalahan yang mengemuka di kelas, dan inovasi yang dilakukannya terhadap pembelajaran di kelas.
             Keuntungan adanya penelitian oleh guru adalah dapat menjadi alat ampuh untuk (1) meningkatkan kerjasama antar guru, terutama guru antar mata pelajaran, (2) saling bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai masalah-masalah pembelajaran yang mereka hadapi bersama, (3) menjadi sarana komunikasi dan kolaborasi (kemitraan) antara guru dengan dosen sebidang studi (Susilo, 2001 :  23).
             Saat ini penting untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran aktual oleh orang yang terlibat langsung dalam kelas yaitu guru. Penelitian ini dikenal sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau class room action research. PTK di Indonesia merupakan yang mengemuka karena jenis program ini menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk (1) perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas; (2) implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa dan keberhasilan proses dan implementasi berbagai program sekolah (Natawijaya, 1999).
             Secara singkat, Natawijaya telah mendefinisikan bahwa PTK sebagai bentuk kajian bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan

Karya Tulis Ilmiah dan Profesi Guru
Jabatan guru sebagai profesi oleh National Board for Profesional Teaching Skill, setidaknya memiliki beberapa konsekuensi, bahwa setiap guru harus memiliki komitmen terhadap anak didik dan pembelajarannya di sekolah, guru menguasai materi pelajaran dan bagaimana menyampaikannya kepada siswa, guru memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memantau pembelajaran anak didiknya, guru memiliki pola pikir yang dinamis dan sistematis terhadap praktek dan pengalaman mengajarnya, serta guru merasa sebagai bagian dari komunitas belajar yang ada di sekolahnya. Berkaitan dengan “profesinya” maka peran dan tanggung jawab guru dalam hal ini menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensi, guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Tuntutan ini menunjukkan pula bahwa secara tidak langsung ”guru” bertanggungjawab untuk menjaga kualitas mutu penyelenggaraan pembelajaran sekaligus kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.
Sesuai dengan profesinya seorang guru dituntut untuk melakukan kegiatan pengembangan profesi sebagaimana diatur dalam pasal 5 Kep. Men.PAN. Nomor 84/1993 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kegiatan pengembangan profesi guru diwujudkan dalam kegiatan melakukan kegiatan karya tulis ilmiah/karya ilmiah di bidang pendidikan, membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan, menciptakan karya seni, menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Dalam hal ini melakukan kegiatan karya tulis ilmiah/karya ilmiah di bidang pendidikan adalah salah satu kegiatan pengembangan profesi guru yang populer dilaksanakan. Karya tulis ilmiah guru (KTI) salah satunya dapat berasal dari hasil penelitian tindakan kelas yang diangkat dari permasalahan yang dihadapinya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas seringkali menjadi pilihan sebab biaya dan pelaksanaannya lebih mudah. Dalam setiap penelitian guru dituntut untuk mampu merencanakan tindakan, melaksanakannya, dan merefleksikan serta menilai dampak pelaksanaan tindakan terhadap peningkatan pembelajaran di kelas bagi siswa. KTI yang telah disusun dengan baik tersebut kemudian diajukan untuk dinilai oleh tim penilai pusat yang pelaksanaannya di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Penilaian KTI ini meliputi beberapa aspek terpenting adalah KTI harus merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru sekaligus memiliki keterkaitan atau manfaat dalam pengembangan profesinya.
            Pada dasarnya, semua KTI harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Suhardjono dan Supardi (2004) menyebutkan bahwa sebuah KTI harus memenuhi persyaratan penilaian yang disebut APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten). Asli, dalam arti bahwa KTI harus merupakan karya diri si penulis. Bukan karya orang lain, bukan “dibuatkan” oleh orang lain, atau menggunakan karya orang lain. Perlu, apa yang dipermasalahkan harus merupakan sesuatu yang diperlukan dalam upaya guru untuk mengembangkan profesinya. Hal ini karena KTI merupakan “bukti” dari kegiatan pengembangan profesi si penulis. Ilmiah, KTI harus memenuhi persyaratan: (a) permasalahan yang dikaji berada di khasanah keilmuan, (b) menggunakan kriteria kebenaran ilmiah, (c) menggunakan metode ilmiah, dan (d) memakai tatacara penulisan ilmiah. Konsisten, artinya hal yang ditulis dalam KTI harus sesuai (konsisten) dengan kompetensi si penulis, dan sesuai dengan tujuan si penulis untuk pengembangan profesinya sebagai guru.
            Kegiatan ilmiah banyak macamnya, misalnya: penelitian, pengembangan, dan evaluasi. Laporan kegiatan ilmiah umumnya dibuat dalam bentuk tertulis. Laporan tertulis dari kegiatan ilmiah itu disebut sebagai Karya Tulis Ilmiah (KTI). KTI beragam bentuknya. Ada yang berbentuk laporan penelitian, ungkapan gagasan, skripsi, tulisan ilmiah popular, buku, diktat, dan lain-lain. Namun, meskipun bermacam-macam, semua KTI mempunyai kesamaan, yaitu: 1) hal yang dipermasalahkan berada dalam kawasan pengetahuan keilmuan, 2) kebenaran isinya mengacu pada kebenaran ilmiah, 3) kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah, dan 4) tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah (Suharjono dan Supardi, 2004).

Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Sebagai rambu-rambu bagi penulis KTI, seharusnya dalam menulis KTI tidak melakukan kesalahan-kesalahan sebagai berikut.
(1)  Tidak asli, dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut.
(a)  terdapat bagian-bagian tulisan atau petunjuk lain yang menunjukkan bahwa karya tulis itu merupakan hasil karya orang lain yang diubah disana-sini dan digunakan sebagai KTI nya (seperti dengan mengubah bentuk ketikan, tempelan nama, dan lain-lain)
(b)  terdapat petunjuk adanya lokasi dan subyek yang tidak konsisten
(c)  terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai
(d)  terdapat berbagai data yang tidak konsisten dan tidak akurat
(e)  waktu pelaksanaan pembuatan KTI yang kurang masuk akal (misalnya pembuatan KTI yang terlalu banyak dalam kurun waktu tertentu)
(f)   adanya kesesuaian isi, format, dan/atau gaya penulisan yang sangat mencolok dengan KTI yang lain.
      (2) Tidak perlu, dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut.
(a)  masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi sang penulis
(b)  masalah yang ditulis tidak menunjukkan adanya kegiatan nyata penulis dalam upaya pengembangan profesi sebagai seorang guru
(c)  permasalahan yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya, telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang mengulang-ulang.
(d)  tulisan yang diajukan tidak termasuk pada macam KTI yang memenuhi syarat untuk dapat dinilai.
(3)  Tidak ilmiah, dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut.
(a)  masalah yang ditulis berada di luar khasanah keilmuan
(b)  latar belakang masalah tidak jelas sehingga tidak dapat menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan upayanya untuk mengembangkan profesi sebagai guru
(c)  rumusan masalah tidak jelas sehingga kurang dapat diketahui apa sebenarnya apa yang akan diungkapkan dalam KTI
(d)  kebenarannya tidak didukung oleh kebenaran teori, kebenaran fakta, dan kebenaran analisisnya
(e)  landasan teori masih perlu diperluas dan disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas
(f)   bila KTI tersebut merupakan laporan hasil penelitian, terlihat dari metode penelitian, sampling, data, analisis hasil yang tidak/kurang benar
(g)  kesimpulan tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan
(4)  Tidak konsisten, dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut.
(a)  masalah yang dikaji tidak sesuai dengan tugas penulis sebagai guru
(b)  masalah yang dikaji tidak sesuai dengan latar belakang keahlian atau tugas pokok penulis
(c)  masalah yang dikaji tidak berkaitan dengan upaya penulis untuk mengembangkan profesinya sebagai guru (masalahnya tidak mengkaji pada permasalahan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu yang sesuai dengan bidang tugasnya).

Dijelaskan di atas bahwa salah satu syarat karya tulis ilmiah adalah bila isi bahasannya berada di kawasan pengetahuan ilmiah. Kita mengetahui bahwa macam kegiatan ilmiah sangat banyak. Namun, ada tiga macam kegiatan ilmiah dasar yakni yang berupa: (1) penelitian (research), (2) pengembangan (development), dan (3) penilaian atau kegiatan evaluasi (evaluation).
Ketiga kelompok kegiatan itu dilakukan dengan proses kerja ilmiah yang dicirikan dengan digunakannya metode keilmuan yang nampak melalui adanya: (1) argumentasi teoritik yang benar, sahih, dan relevan, (2) dukungan fakta empirik, dan (3) analisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
Melanjutkan pembahasan tentang penulisan karya tulis ilmiah, sebenarnya untuk memulai menulis sebuah karya tulis ilmiah seorang guru  tidak terlalu sulit. Penulisan karya tulis ilmiah dilakukan dalam 3 (tiga) tahap berbentuk piramida terbalik ; Dilakukan, Dilakukan, dan Dilaporkan (3 D) sebagai berikut:

Gambar 1. Piramida penulisan KTI

Penjelasan:
1)    Dilakukan
KTI harus merupakan catatan ilmiah tentang pelaksanaan kegiatan penelitian guru di kelas. Seperti halnya kegiatan mencatat jurnal kelas, KTI harus lengkap dan sistematis tentang segala hal yang dilakukan guru dan apa saja yang terjadi selama penelitian. Tidak dapat dikategorikan sebagai KTI apabila nyata-nyata seorang guru belum melaksanakan suatu tindakan penelitian. Sebagai awal memulai menulis KTI, seorang guru harus setidaknya harus melakukan :
a)  Menemukan masalah penelitian dan penyebabnya
Masalah adalah perbedaan antara kondisi ideal berdasarkan kurikulum dengan keadaan nyata di kelas. Kenyataan yang dihadapi guru di kelas dapat berupa; perilaku siswa selama pembelajaran, cara guru menyampaikan materi, pretasi belajar, sarana prasarana sekolah dan lain-lain

1.    Memilih Topik dan Tema
            Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
            Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini. (1) Isu-isu yang masih hangat. (2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional. (3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain. (4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topik tentang pendidikan.
            Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain: (a) menetapkan topik yang akan dikembangkan, (b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan (c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penelitian.
            Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya: (a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya, (b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan (c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut. Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik. Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya. Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya. Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis. Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga sangat berperan.
            Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini. (1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya. (2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan. (3) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihannya.
            Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut. (a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis. (b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis. (c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang digunakan.

2.    Mengumpulkan Bahan
            Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

3.    Merencanakan Kerangka Penulisan
            Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah: (1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya, (2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan (3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.

Contoh :
1. Menentukan masalah penelitian:
Keadaan nyata di kelas
Kondisi ideal berdasarkan kurikulum
Siswa yang pasif selama pembelajaran
Guru hanya menggunakan metose ceramah
Siswa harus aktif selama pembelajaran
Pembelajaran yang baik menggunakan > 1 metode

2. Menentukan penyebab masalah penelitian
Keadaan nyata di kelas
Penyebab
Siswa yang pasif selama pembelajaran
-       metode mengajar guru yang kurang menarik minat siswa
-       merupakan materi sulit difahami siswa
-       guru dominan daripada siswa


b)  Menemukan alternatif tindakan dan tujuan penelitian
Untuk menemukan alternatif tindakan seorang guru dapat menemukannya dalam buku-buku tentang metode pembelajaran yang banyak ditemukan ditoko-toko buku atau perpustakaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tindakan penelitian:
-       Keterkaitan tindakan dengan masalah penelitian
-       Dampak tindakan terhadap masalah penelitian
-       Kemudahan untuk guru melaksanakan dan mendeskripsikan tindakan tersebut secara rinci dan lengkap
-       Ketersediaan sarana prasarana yang menunjang pelaksanaan tindakan penelitian
-       Guru dapat menyusun indikator-indikator keberhasilan dari tindakan penelitian yang dilakukan

Contoh :
Keadaan nyata di kelas
Alternatif Tindakan
-       Siswa yang pasif selama pembelajaran
-       Siswa sulit bekerjasama

Metode pembelajaran kooperatif dg karakteristik:
-   pembelajaran dalam bentuk kelompok, memungkinkan kerjasama antar siswa
-   siswa berkemampuan dan yang tidak berbaur dalam kelompok
-   guru berperan sebagai fasilitator
c)    Menyusun tahapan langkah tindakan penelitian
Setelah menentukan alternatif tindakan yang dilakukan dalam penelitian maka langkah yang dilakukan guru adalah mendeskripsikan langkah-langkah kegiatan yang dilakukannya secara lengkap dan rinci

Contoh :
PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I
Tindakan yang dilakukan oleh guru dan ditujukan kepada siswa dalam mata diklat Teknik Menjahit Busana Anak
Tahap Pendahuluan:
a.    Melakukan pengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok
b.   Melakukan tahap eksplorasi, yaitu guru memberi contoh langsung menjahit pakaian anak.
Tahap Inti :
a.    Melakukan tahap pengenalan konsep, yaitu siswa menjahit pakaian wanita dan anak dan melakukan diskusi tanya jawab
b.    Melakukan tahap penerapan konsep, yaitu pembahasan soal tugas dan memberikan masalah yang berkaitan dengan materi.
c.    Memberikan penugasan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas
d.    Setiap kelompok siswa diberikan tugas untuk menjahit pakaian anak dengan pola yang telah ditentukan
e.    Masing-masing kelompok diharuskan menyusun pola busana sesuai dengan tugas yang telah ditentukan
f.     Setiap tahapan penyelesaian jahitan diharuskan untuk dicatat dan disusun untuk nantinya dipresentasikan di depan kelas
g.    Dalam tahap presentasi siswa diharuskan memaparkan tahapan penyelesaian pakaian anak yang dilakukannya dalam kelompok, bentuk pola pakaian yang disusun, dan kendala-kendala yang dialami apabila ada
h.    Siswa-siswa yang tidak mendapat giliran presentasi diharuskan untuk menanggapi materi presentasi
Tahap Penutup
a.    Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah diperolehnya secara bersama-sama
b.    Guru mengajak siswa untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami selama melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru
c.    Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas rumah bagi siswa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya tentang pakaian wanita

Aspek yang diamati dalam pelaksanaan tindakan I adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan:
a.    Persiapan menjahit
b.    Membuat pola dasar dan lipit bentuk
c.    Cara mengambil ukuran
d.    Cara memindahkan lipit bentuk

Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan I adalah
a.    Siswa menjadi aktif dan bersemangat selama pembelajaran berlangsung
b.    Siswa menjalin komunikasi yang terbuka dan bersama-sama siswa didalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
c.    Siswa dapat menyusun tahapan penyelesaian pakaian anak
d.    Siswa dapat menggambar pola pakaian anak
e.    Siswa dapat menyimpulkan kendala-kendala yang ditemukannya saat menyelesaikan pakaian anak

2)    Didokumentasikan
Pelaksanaan tindakan tidak akan berarti apabila semua tindakan tersebut tidak terekam dengan baik, apalagi tidak tercatat dengan runtut dan lengkap. Semua kegiatan guru dalam penelitian, dokumen, instrumen penelitian (media, lembar pengamatan, angket) harus didokumentasikan dengan baik. Oleh sebab itu guru perlu mempersiapkan semau alat dan bahan sebagai alat dokumentasi dari kegiatan penelitian yang dilakukannya. Beberapa hal yang harus dilakukan dan diperhatikan guru adalah sebagai berikut:

-       Semua bahan dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian harus didokumentasikan secara rapi dan lengkap. Dokumentasi ini dapat berupa tulisan (catatan) foto, dan atau elektronik
-       Dokumentasi penelitian harus runtut dan sesuai dengan waktu pelaksanaan penelitian. Kesesuaian dokumen penelitian dengan tanggal pelaksanaan penelitian menjadikan sebuah KTI dapat dinilai baik, asli atau tidak
-       Dokumentasi tidak hanya berarti mengumpulkan dan menfoto kegiatan tetapi menuliskan kegiatan dengan lengkap dan rinci merupakan bentuk dokumentasi yang juga tidak dapat dilupakan
-       Intrumen yang digunakan dalam penelitian, khususnya yang telah diisi atau digunakan harus pula disimpan dan sebagian diantaranya dilampirkan dalam laporan penelitian

Contoh :
Alat/bahan
Rincian:
1.    Kamera/handycam

2.    Perangkat penelitian


3.    Instrumen penelitian


Digunakan untuk merekam tindakan penelitian yang dilakukan oelh guru
RPP, silabus, media pembelajaran, lembar kerja siswa

Lembat pengamatan, angket, soal-soal tes

3)    Dilaporkan
Pelaporan KTI dilakukan pada saat semua dokumen penelitian telah dirasa lengkap dan rapi. Laporan KTI ditulis dengan sistematika yang benar dan sesuai aturan penulisan yang berlaku. Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini. (1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf. (2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf). (3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas. (4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku. (5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan. (6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
            Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain. Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu: (a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca), (b) kalimat, (c) paragraf, (d) bahasa, dan (e) isi. Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan

Macam-macam Karya Tulis Ilmiah
Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) di bidang pendidikan merupakan salah satu bagian kegiatan dalam pengembangan profesi. Terdapat kecenderungan KTI menjadi pilihan utama dari sebagian besar guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan profesi. KTI pada dasarnya merupakan laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Karena kegiatan ilmiah banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah yang berupa KTI juga beragam wujudnya. Ada yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat, dan sebagainya. KTI juga dapat berbeda bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya tujuan penulisan serta media yang menerbitkannya.
Secara umum, Suhardjono (2005) mengelompokkan KTI menjadi dua, yaitu: (a) KTI yang berupa laporan hasil pengkajian/penelitian, (b) KTI yang berupa tinjauan/ulasan/gagasan ilmiah.
Kedua jenis KTI tersebut dapat disajikan dalam bentuk buku, diktat, modul, karya terjemahan, makalah, tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang dimuat di media massa. Karena berbedanya macam KTI serta bentuk penyajiannya, maka berbeda pula penghargaan angka kredit yang diberikan.
Pada buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, dijelaskan makna umum dari karya tulis ilmiah. Disebutkan bahwa tidak semua karya tulis adalah karya tulis ilmiah. Suatu karya tulis, apakah itu berupa laporan, makalah, buku, atau terjemahan, baru dapat disebut sebagai karya tulis ilmiah apabila sedikitnya memenuhi persyaratan: (1) isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, (b) kebenaran isinya mengacu pada kebenaran ilmiah, (c) kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah, dan (d) tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah.

1.    KTI Hasil Kegiatan Penelitian
Penelitian adalah kegiatan pengkajian terhadap suatu masalah, yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah dan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Langkah kerja penelitian pada umumnya: (a) menganalisis dan merumuskan masalah dari data pendahuluan; (b) menyusun hipotesis berdasarkan logika deduktif dari penge-tahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini; (c) mengumpulkan fakta empiris untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan logika induktif; dan (d) menganalisis dan menarik kesimpulan, serta penulisan laporan.
KTI hasil penelitian dapat berupa laporan hasil penelitian. Dengan demikian, untuk membuat laporan penelitian, si penulis terlebih dahulu harus melakukan penelitian. Kerja penelitian memerlukan laporan (tertulis) yang merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan penelitian. Bentuknya buku laporan. Jika dikaitkan dengan persyaratan akademik, laporan demikian dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Contoh Judul karya tulis jenis ini antara lain sebagai berikut.

a)        Pengaruh Pemberian Tugas Secara Perorangan dan Secara Kelompok terhadap Hasil Tugas dan Hasil Belajar
b)        Hubungan antara Penguasaan Matematika dan Keberhasilan Studi di Bidang Keteknikan di STM Negeri

      Kegiatan penelitian yang umum dilakukan oleh guru adalah di bidang pembelajaran. Hal ini karena tujuan pengembangan profesinya adalah di bidang peningkatan mutu pembelajaran. Macam kegiatan penelitian pembelajaran yang umum dilakukan adalah: (1) penelitian tindakan kelas, (2) penelitian eksperimen di bidang pembelajaran, atau (3) penelitian diskriptif, korelasional di bidang pembelajaran.
      KTI laporan hasil penelitian umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: (1) pendahuluan, (2) isi, dan (3) penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari: halaman judul, lembaran persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran, serta abstrak atau ringkasan. Bagian isi umumnya terdiri dari beberapa bab sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan atau permasalahan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan, rumusan masalah, tujuan, kegunaan, dan lain-lain. Bab II berisi tentang kajian teori atau pembahasan kepustakaan. Bab III merupakan metode penelitian. Bab IV adalah hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian. Bab V berisi kesimpulan dan saran. Bagian penutup umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

2.    KTI yang Berupa Ulasan/Tinjauan Ilmiah
      KTI ini merupakan tulisan yang berisi ulasan atau tinjauan ilmiah. Hal yang dipermasalahkan untuk diulas atau ditinjau secara ilmiah seharusnya hal-hal atau permasalahan yang berkaitan dengan upaya penulis untuk meningkatkan kemampuan profesionalismenya sebagai guru. Tulisan yang mengulas hal yang sangat umum, terlalu luas, dan tidak atau kurang berhubungan dengan bidang tugas si penulis, umumnya tidak dapat mencerminkan upaya si penulis dalam meningkatkan profesi. Bahkan, cenderung tulisannya hanya berupa kumpulan kutipan-kutipan yang tidak berhubungan langsung dengan permasalahan yang dihadapi si penulis di tempat kerjanya.
      Tidak berbeda dengan KTI laporan hasil penelitian, KTI ulasan ilmiah umumnya juga terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari: halaman judul, lembaran persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran, serta abstrak atau ringkasan. Bagian isi umumnya terdiri dari beberapa bab sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan atau permasalahan, yang berisi latar belakang masalah, pembatasan, rumusan masalah, tujuan, kegunaan, dan lain-lain. Bab II berisi kajian teori dari hal yang dipermasalahkan. Bab III merupakan kajian fakta dari hal yang dipermasalahkan. Bab IV berupa diskusi. Bab V berisi kesimpulan dan saran. Bagian penutup umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


3.    Tulisan Ilmiah Populer
      KTI ini merupakan karya ilmiah yang dimaksudkan untuk dapat dimuat pada media massa, umumnya surat kabar. Karena itu ditulis dengan format dan bahasa sajian yang lebih enak dibaca dan dipahami. Masalah yang ditulis dapat berupa hasil penelitian ataupun ulasan/tinjauan ilmiah. Sesuai dengan sasaran pembacanya, sajian isi dan bahasanya mempunyai aturan tertentu yang lazim disebut sebagai tulisan ilmiah populer. Contoh judul tulisan ilmiah popular misalnya sebagai berikut.
a.        Penyelenggaraan UAN yang Kontradiktif
(Kompas, Senin, 12 April 2004)
b.        KBK Tak Menilai Kelulusan Berdasarkan Ujian Model UAN
(Kompas, Kamis, 24 Juni 2004)
           
      Masing-masing media massa (Koran atau majalah) umumnya mempunyai persyaratan penulisan sendiri. Apapun persyaratannya, tulisan ilmiah popular tetap harus menyajikan fakta yang benar dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berpikir keilmuan. Tulisan ilmiah umumnya tersaji dalam kerangka sajian yang lebih bebas. Namun umumnya juga terbagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, diskusi, dan penutup. Pada bagian pendahuluan sering dijumpai hal-hal yang menarik dan mengejutkan. Hal ini agar menarik perhatian pembaca. Selanjutnya diskusi dari permasalahan dapat disajikan melalui berbagai teknik dan gaya penulisan. Pada bagian akhir (penutup) berisi kesimpulan dan saran.
      Selain berupa laporan hasil kegiatan ilmiah, KTI di bidang pendidikan bisa berupa tulisan ilmiah yang berisi ringkasan laporan hasil kegiatan ilmiah, tinjauan, atau ulasan ilmiah yang disajikan dengan menggunakan kerangka isi, aturan, dan format tertentu. Tulisan ilmiah dapat berwujud artikel, makalah, naskah siaran radio, dan berbagai wujud yang lain. Tulisan ilmiah yang disajikan dengan format dan bahasa yang lebih populer disebut tulisan ilmiah populer. Selain itu bisa berupa buku yang merupakan karya tulis yang berisi bahan pelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Macam-macam buku itu antara lain: (a) buku pelajaran atau modul; (b) diktat pelajaran; dan (c) karya terjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.

4.    KTI yang Berupa Makalah yang Disampaikan dalam Pertemuan (Prasaran)
      Tidak jarang guru diminta sebagai pembicara dalam suatu pertemuan ilmiah. Untuk itu, ia harus mempersiapkan makalah guna menunjang presentasi lisannya. Hal yang dibahas tentunya sesuai dengan keahlian dan profesi si pembicara. Sedangkan tujuan penulisannya dimaksudkan untuk mendukung ketercapaian tujuan pertemuan ilmiah yang diadakan.
      Makalah yang disajikan pada pertemuan ilmiah itu dapat berupa apa saja, dapat berupa hasil penelitian dari si pembicara, atau ulasan/tinjauan ilmiah dari hal yang menjadi tema pertemuan ilmiah. Karena itu, kerangka penulisannya juga bisa berbeda-beda. Umumnya panitia pertemuan ilmiah menetapkan topic yang harus dibahas, kerangka isi tulisan, format, dan lain-lain. Tidak jarang panitia juga mempunyai tim yang menyeleksi mutu makalah yang diajukan. Hanya makalah yang bermutu yang diterima untuk didiskusikan pada pertemuan ilmiah yang diadakan.
      Selain itu, makalah ilmiah bisa juga berupa ringkasan hasil penelitian. Makalah ilmiah jenis ini biasanya dipublikasikan atau disebarluaskan melalui majalah/jurnal ilmiah. Dapat juga melalui forum pertemuan ilmiah (seminar, diskusi, dan sebagainya). Contoh Judul Karya Tulis jenis ini misalnya sebagai berikut.
Reformasi Pendidikan bagi Pembangunan Martabat Bangsa
(Jurnal Gentengkali, Volume 4, Nomor 1,2 Tahun 2002)

5.    KTI Hasil Kegiatan Pengembangan
      Karya tulis kegiatan pengambangan dapat berupa perancangan, perencanaan, atau rekayasa yang dilakukan berdasarkan metode berpikir ilmiah guna memecahkan masalah yang nyata terjadi, sehingga hasil kerjanya berupa pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan memecahkan masalah tersebut. Langkah kerja pengembangan pada umumnya: (a) menganalisis dan merumuskan permasalahan yang akan dikembangkan, dirancang, dan/atau dikaji; (b) menyusun kriteria rancangan berdasarkan logika deduktif dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini; (c) mengumpulkan fakta empiris dengan bentuk pembuatan rancangan, pengembangan,  rekayasa atau kajian yang sesuai dengan kriteria yang diajukan; (d) mengkaji kesesuaian hasil pengembangan, rekayasa, rancangan, dan/atau kajian terhadap kriteria dengan menggunakan logika induktif; (e) menganalisis dan menarik kesimpulan; dan (e) penulisan laporan.
      Karya tulis yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan, antara lain sebagai berikut.
a.    Laporan hasil pengembangan
            Sebagaimana kerja penelitian, kegiatan pengembangan juga memerlukan laporan (tertulis) yang merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan pengembangan. Bentuknya buku laporan. Jika dikaitkan dengan persyaratan akademik, laporan demikian dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Sedikitnya ada dua kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu: (1) pengembangan buku, berupa buku pelajaran, terjemahan, diktat, buku pedoman, modul, atau bentuk buku pembelajaran yang lain dan (2) pengembangan alat bantu pembelajaran, karyanya berupa pedoman penggunaan alat bantu.

b.    Tulisan/Makalah Ringkasan Hasil Pengembangan
Makalah ilmiah jenis ini biasanya dipublikasikan atau disebarluaskan melalui majalah/jurnal ilmiah atau forum pertemuan ilmiah. Bahkan tidak jarang disebarluaskan melalui media massa sebagai tulisan ilmiah populer. Tulisan tentang kegiatan pengembangan di bidang pendidikan yang sering dijumpai di koran adalah resensi buku.  Berikut ini contoh judul tulisan hasil pengembangan. Pengembangan Strategi X dalam Pembelajaran . . . untuk Meningkatkan Kemampuan . . . Siswa.

6.    KTI Hasil Kegiatan Evaluasi
      Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan mendapatkan informasi yang diperoleh melalui tata cara tertentu berdasarkan metode berpikir ilmiah. Hasil kerja evaluasi dipakai untuk pengambilan kebijakan terhadap hal yang dipermasalahkan. Langkah kegiatan kerja evaluasi adalah: (a) menganalisis dan merumuskan masalah yang akan dievaluasi; (b) menyusun kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi ber-dasarkan logika deduktif; (c) mengumpulkan fakta empiris dari hal-hal yang akan dievalu-asi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; (d) menguji fakta dengan kriteria dan menggunakan logika induktif; dan (e) menganalisis dan menarik kesimpulan, serta penulisan laporan.         
      Karya tulis yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi, antara lain sebagai berikut.

  1. Laporan hasil evaluasi
            Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru umumnya berkaitan dengan upaya perbaikan PBM. Tetapi, ada juga yang mengungkap masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan aturan, sistem, model atau kebijakan baru di dunia pendidikan. Jika berupa laporan, biasanya digunakan sebagai pertanggungjawaban kegiatan. Contoh judul laporan hasil evaluasi, misalnya: Keefektifan Penggunaan Media Audio dalam kegiatan Belajar Tuna Netra: Studi Kasus.

  1. Tulisan/Makalah ringkasan hasil evaluasi
            Tulisan jenis ini biasanya dipublikasikan dalam media massa dalam bentuk tulisan ilmiah populer. Contoh judul tulisan hasil evaluasi, misalnya: Manajemen Pengendalian Mutu Pendidikan Lewat UAN Justru Hamburkan Anggaran (Kompas, Selasa, 13 April 2004).

Penolakan Karya Tulis Guru
Sebenarnya apabila karya tulis tersebut disusun berdasarkan apa yang telah dilakukan, melampirkan semua dokumen yang digunakan secara lengkap dengan ditunjang dengan foto-foto kegiatan tentunya sulit sekali apabila karya tulis tersebut bakal ditolak. Dari apa yang telah terjadi selama ini dalam peniaian KTI guru di LPMP Jawa Timur terdapat beberpa faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya:
  • TIDAK ASLI
  • Tidak PERLU  (faktanya KTI jenis ini yang mudah untuk dicontek, atau digunakan oleh beberapa orang)
Penerapan Konstruktivistik guna Meningkatkan Mutu Pembelajaran”
“ Upaya peningkatan kompetensi, modal utama guru professional”
“ Model-model pembelajaran di jenjang Sekolah Dasar”
(kajian-klajian di atas  sangat umum, tidak ada fakta yang berkait dengan kelas atau sekolahnya) Bila KTI ini di acc, maka sangat mudah dijiplak dan dipakai kembali oleh orang lain, karena tidak menunjukkan sesuatu yang spesifik. Tim penilai, tidak mungkin dapat mengetahui mana yang asli dan mana yang mencontek.

Contoh KTI yang tidak dapat dinilai:
No
Judul
Intisari isi
Ditolak karena, dan saran yang diberikan
1
Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Mendiskripsikan berbagai upaya guna membangun karakter bangsa.
Masalah yang dikaji terlalu luas tidak berkaitan dengan permasalahan nyata yang terjadi di kelasnya. Hanya berupa “kliping” berbagai pendapat.
Disarankan untuk membuat KTI baru
2
Dalam rangka HUT PGRI guru bertanggungjawab untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia
Memaparkan berbagai pendapat pakar tentang tanggung jawab guru dalam peningkatan mutu pendidikan. Uraian sangat umum dan merupakan kumpulan berbagai pendapat.
Masalah yang dikaji terlalu luas tidak berkaitan dengan permasalahan nyata yang terjadi di kelasnya.
Disarankan untuk membuat KTI baru yang berfokus pada kegiatan pemecahan masalah nyata di kelasnya.
3
Pengaruh jumlah faktor air semen pada kekuatan tekan beton.
Mengkaji hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan tekan beton yang dilakukan oleh seorang guru SMK Teknologi Bangunan.
Masalah yang dikaji merupakan penelitian keilmuan beton. Bukan berada dalam penelitian (pembelajaran) melainkan penelitian isi mata pelajaran.
Disarankan untuk membuat KTI baru pelajarannya.
4
Analisis kesalahan siswa dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif
Mengkaji kesalahan siswa dalam memahami  mata pelajaran bahasa Indonesia. Tidak ada kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki kedaaan. Sekedar paparan diskripsi dari hal yang terjadi dalam pembelajaran.
Masalah yang dikaji merupakan penelitian tentang isi  mata pelajaran.  Hasil penelitian berupa paparan macam kesalahan siswa. Tidak ada tindakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Disarankan untuk melanjutkan hasil penelitian tersebut dengan melakukan kegiatan yang nyata di kelasnya.
5
Peranan perpustakaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
Studi korelasi antara pendapat siswa tentang  mutu perputakaan sekolahnya dengan nilai mata pelajarannya.
Tidak ada tindakan nyata yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang dikaji “sudah sangat umum” yang telah jelas jawabannya, sehingga kurang perlu dikaji kembali.
Disarankan untuk membuat KTI baru
6
Hubungan antara kondisi sosial ekonomi orangtua siswa dengan prestasi belajarnya.
Studi korelasi antara pendapat siswa tentang  kondisi sosial ekonomi orangtuanya (yang diambil melalui kuisener) dengan nilai mata pelajarannya
Tidak ada tindakan nyata yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang dikaji “sudah sangat umum” yang telah jelas jawabannya, sehingga kurang perlu dikaji kembali.
Disarankan untuk membuat KTI baru
7
Suatu tinjauan tentang pelaksanaan pembelajaran sejarah
Uraian umum tentang berbagai konsep dalam pembelajaran sejarah
Masalah yang dikaji terlalu luas tidak berkaitan dengan permasalahan nyata yang terjadi di kelasnya.
Disarankan untuk membuat KTI baru
8
Pengaruh model pembelajaran melalui seting belajar kooperatif terhadap pemahaman konseptual dan algoritmik matematika realistic pada mahasiswa prodi  sosial.
Kajian sangat rinci dan mendalam dengan sistematika serta format yang umum dipakai pada penulisan tesis atau disertasi (jumlah halaman 182, dengan 43 kepustakaan)
Terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa KTI tersebut merupakan tesis atau desertasi. KTI tersebut tidak ASLI.
Diperingatkan dan disarankan untuk membuat KTI baru karya sendiri yang berfokus pada kegiatan pemecahan masalah nyata di kelasnya dan berkaitan dengan proses pembelajaran.
9
Pengaruh komunikasi kepala sekolah terhadap peningkatan semangat kerja guru
Kajian diskriptif berdasar hasil angket tentang pandangan para guru terhadap kebijakan kepala sekolahnya. Penelitian ini dilakukan oleh guru matematika.
Tidak berkaitan dengan tugas guru dalam pembelajaran.
Disarankan untuk membuat KTI baru yang berfokus pada kegiatan pemecahan masalah nyata di kelasnya yang berhubungan dengan pembelajaran matematika.

Berikut disajikan contoh beberapa Judul Penelitian KTI yang diajukan guru untuk memenuhi kegiatan pengembangan profesi dan memenuhi syarat dan dapat diberi nilai.
No
Judul
Intisari isi
Dapat dinilai sebagai 
1
Pengaruh penggunaan alat peraga gambar terhadap nilai sejarah pada siswa kelas III, sem 1. SMP X.
Mengkaji perbedaan prestasi siswa dengan penggunaan dua model pembelajaran sejarah (alat peraga gambar dan bagan  vs media tertulis) untuk topik tertentu pada pelajaran sejarah.
Penelitian eksperimen di kelas, yang melibatkan 4 kelas, dengan jumlah siswa 132 dibagi secara random dalam dua kelompok. Dilakukan selama 5 kali pertemuan.
Makalah hasil penelitian  dengan nilai 4
2
Peningkatan hasil belajar matematika melalui model belajar kelompok kooperatif , di kelas VI, SD.
Penelitian tindakan kelas dengan bentuk tindakannya  berupa penerapan pembelajaran matematika melalui model belajar kelompok kooperarif. Bentuk tindakannya dirinci dengan sangat jelas, demikian pula cara dan hasil pengumpulan data yang digunakan untuk evaluasi dan refleksi. PTK dilakukan dalam 2 siklus selama 4 bulan.
Makalah hasil penelitian  dengan nilai 4


Oleh : Dra. Ninik Sri Widayati, MPd.
Widyaiswara LPMP Jawa Timur
Daftar Pustaka :

Kapti Asiatun dan Kokom Komariah, Sertifikasi Untuk Pengembangan Profesionalisme Guru dan Tenaga kependidikan. Universitas Negeri Yogyakarta

 

Ditendik. 2002. Petunjuk Praktis Penulisan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Bagi Jabatan Fungsional Guru. Jakarta: Ditendik.

Keputusan Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 1993. Jakarta.

Keputusan bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 No. 25 tahun 1993 tentang Juklak Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 1993. Jakarta.

Suhardjono. dkk. 2001. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Departemen Pendidikan Nasional

Supardi. 2006. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Tulis Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional